Waktu SMA, aku sedikit tertarik dengan paduan suara (choir). Tapi, aku nggak tertarik untuk bergabung dengan grup paduan suara, maklum, suaraku pas-pasan, nggak PD, kata temenku saat bicara saja kadang suaraku ada falesnya, hehe. Sepertinya aku tetep menyukai harmonisasi suara yang indah dalam paduan suara. Lebih tepatnya sebagai pengagum saja. Satu lagu yang selalu aku tunggu-tunggu saat upacara 17an di SMA yaitu lagu “Dari yakin ku teguh”, lagunya mengalun indah dengan perpaduan suara yang harmoni.
Ketika udah menjadi mahasiswa, lagi-lagi aku terkesan dengan sebuah grup paduan suara yang menyanyikan beberapa lagu saat pembukaan mahasiswa baru di GRAHA ITS. Entahlah itu lagu apa yang dinyanyikan, yang pasti, aku sangat menikmatinya, dan enak buat didengar, apalagi kalo tuh lagu ada dinamikanya, dan sampai tinggi melengking, huahhh keren kali. Hal itulah yang mendorong aku buat mencoba bergabung bersama PSM ITS, modal nekad kayak Bonek, pengetahuan masih NOL, dan berani karena aku ingin mencoba hal yang baru.
Waktu pendaftaran, ternyata nggak cuma aku yang dari tekkim. Cukup banyak yang sejurusan, jadi bisa ada temennya. Setelah pendaftaran, ada tes vokal, ini adalah bagian yang buat deg-degan nggak karuan. Entahlah, bagaimana ketika aku tes vokal, pokoknya suara keluar, ya sudah, budal... hehe. Coba bayangkan, aku orangnya nggak pernah nyanyi, apalagi di depan orang. Dan saat itu adalah kali pertama melakukannya. Tapi akhirnya bisa diterima juga masuk PSM ITS dengan kelompok kategori suara bass, meskipun kemampuan pas-pasan. Beberapa minggu awal latihan, aku masih beradaptasi dengan dunia PSM, masih belajar nada dan not balok. Ternyata, susah sekali baca not balok, alhasil karena susah baca not balok, aku cuma menghafalkan nadanya saja.
Satu semester sudah terlewati, memasuki semester dua. Seleksi alam mulai terjadi. Satu per satu temen2ku sejurusan berguguran dari PSM. Apalagi tekkim dengan segala kesibukannya, entah itu praktikum, pengkaderan, dll. Kebetulan waktu semester dua ada dua praktikum, Kimia Analisa dan Mikro, komplit sudah. Ketika semua out dari PSM, aku malah bertekad ingin tetap bertahan bersama PSM. Aku ingin membuktikan bahwa kesibukan di tekkim, terutama praktikum yang hanya secuil SKS, nggak ada pengaruhnya dengan kegiatanku di luar. Akhirnya, ini terbukti, kalo memang ada kemauan ya bisa terlewatkan. Aku bisa ikut LA PSM ITS, dimana aku satu2nya dari tekkim.
Tapi, lagi-lagi ada hal yang aku lupa. Ada kondisi yang sedikit aku paksakan sekalipun aku merasa tidak nyaman. Karena terlanjur nyemplung, saat itu aku teruskan saja. Ibaratnya seperti, ada orang yang passionnya sebenarnya dibidang jurnalistik, tapi dia mencoba untuk belajar ekonomi sekalipun dia kurang nyaman. Ketidaknyamanan itu akan bertumpuk dan suatu saat bisa berontak. Mungkin yang terjadi bisa diibaratkan seperti itu. Sehingga pada akhirnya aku memilih dunia yang lebih tepat untuk aku tekuni.
Bagaimanapun juga, aku sangat senang telah menjadi bagian dari PSM ITS yang sangat luar biasa. Terima kasih, terutama buat mas Fajar, yang sangat berdedikasi tinggi bersama PSM ITS, juga temen2 PSM ITS yang lain. Aku sangat salut. Mohon maaf juga kepada semuanya jika ada salah saat aku di PSM ITS. Aku juga turut senang dengan prestasi Internasional PSM ITS. Luar biasa!
“Penting untuk lebih mengenal diri sendiri, apakah mau jadi pemain dan penikmat saja”